Kamis, 16 April 2020

Makna Lagu A Different You - Urban Zakapa bagi Gue


A Different You – Urban Zakapa




내 일상 속에서 평범하다고
nae ilsang sogeseo pyeongbeomhadago
Aku pikir kau hanya bagian dari kehidupan sehari-hariku

믿던 니가 다르게 느껴져
mitdeon niga dareuge neukkyeojyeo
Tetapi sekarang aku merasa berbeda

생각해 본 적. 없던 상상해 본 적 없던 니가 자꾸 보여서
saenggakhae bon jeok eopsdeon sangsanghae bon jeok eopsdeon niga jakku boyeoseo
Aku terus melihat sisimu yang tidak pernah kupikirkan, yang tidak pernah kubayangkan
 
if I like you, if I wanna be with you
jika aku menyukaimu, jika aku ingin bersamamu

이기저긴 모습인 걸까 널 보는 내 맘 잘못된 걸까
igijeogin moseubin geolkka neol boneun nae mam jalmosdoen geolkka
Apakah aku egois? Apakah ada yang salah dengan bagaimana hatiku melihatmu?
 
내 맘에 없던 니가 점점 다가와
nae mame eopsdeon niga jeomjeom dagawa
Sebelumnya kau tidak ada dalam hatiku, tapi kau semakin sering mendatangiku

편안해지고 더 생각하게 되고
pyeonanhaejigo deo saenggakhage doego
Membuatku lebih nyaman, membuatku lebih memikirkanmu

그저 친구인 니가 다르게 보여
geujeo chinguin niga dareuge boyeo
Kau hanya seorang teman tapi aku terus melihatmu secara berbeda

나를 설레게 해 날 편안하게해
nareul seollege hae nal pyeonanhage hae
Kau membuat hatiku berdebar, kau membuatku merasa nyaman
 
그럴 리 없다고 내 맘 틀린 거라고 다잡으려 해봐도
geureol ri eopsdago nae mam teullin georago dajabeuryeo haebwado
Aku mencoba mengatakan pada diriku, tidak mungkin, hatiku pasti salah

너의 말투 하나가 행동 하나하나가 자꾸 맘에 쓰여서
neoui maltu hanaga haengdong hanahanaga jakku mame sseuyeoseo
Tapi setiap kata-katamu, setiap tindakanmu terus tertulis di hatiku
 
내 맘에 없던 니가 점점 다가와
nae mame eopsdeon niga jeomjeom dagawa
Sebelumnya kau tidak ada dalam hatiku, tapi kau semakin sering mendatangiku

편안해지고 더 생각하게 되고
pyeonanhaejigo deo saenggakhage doego
Membuatku lebih nyaman, membuatku lebih memikirkanmu


그저 친구인 니가 다르게 보여
geujeo chinguin niga dareuge boyeo
Kau hanya seorang teman tapi aku terus melihatmu secara berbeda

나를 설레게 해 날 편안하게해
nareul seollege hae nal pyeonanhage hae
Kau membuat hatiku berdebar, kau membuatku merasa nyaman
 
그댄 알고 있나요
geudaen algo issnayo
Apakah kau tahu
 
내 맘에 없던 니가 점점다가와
nae mame eopsdeon niga jeomjeom dagawa
Sebelumnya kau tidak ada dalam hatiku, tapi kau semakin sering mendatangiku

편안해지고 더 생각하게되고
pyeonanhaejigo deo saenggakhage doego
Membuatku lebih nyaman, membuatku lebih memikirkanmu

그저 친구인 니가 다르게 보여
geujeo chinguin niga dareuge boyeo
Kau hanya seorang teman tapi aku terus melihatmu secara berbeda

나를 설레게 해 날 편안하게해
nareul seollege hae nal pyeonanhage hae
Kau membuat hatiku berdebar, kau membuatku merasa nyaman
 
그처 친구인 니가 다르게 보여
geujeo chinguin niga dareuge boyeo
Kau hanya seorang teman tapi aku terus melihatmu secara berbeda

나를 설레게 해 날 편안하게해
nareul seollege hae nal pyeonanhage hae
Kau membuat hatiku berdebar, kau membuatku merasa nyaman
 
Transletan dari lirik lagu ini bersumber dari : google
 
Ini merupakan sebuah lirik lagu dari soundtrack drama korea let’s eat 2 yang tayang tahun 2015 lalu. Salah satu lagu korea yang gue suka, karena gue suka makna dari lagu itu. Menurut gue, lagu ini sangat menggambarkan perasaan dari tokoh di dalam drama .


Sedikit flash back ke cerita drama, ada seseorang yang berprofesi sebagai penulis disuatu kota kecil di korea. Cewek itu bernama Baek Soo-Ji yang diperankan oleh Seo Hyun-ji. Kemudian dia bertemu dengan seorang lelaki yang berprofesi sebagai salesman yang kebetulan tinggal di sebuah gedung apartmen yang sama. Lelaki itu sernama Goo Dae-Young yang diperankan oleh Yoon Do-Joon. 


Time flies, mereka saling sapa, berteman, berteman akrab, saling membutuhkan dan lain-lain. Kemudian diketahui ternyata, cewek dan cowok itu merupakan teman masa kecil. Sebelum Baek Soo-Ji menyadari perasaannya, dia terus mengejar pria idamannya, begitupun Goo Dae-young, juga masih mengingat kekasihnya yang terdahulu, sampai akhirnya mereka menyadari, yang ada di hatinya bukan oranglain yang mereka idamkan tersebut, melainkan temannya sendiri.
 

Awalnya Baek Soo-Ji hanya menganggap sang cowok, Goo Dae-Young seperti teman biasa yang sewajarnya. Tidak pernah terpikirkan oleh Baek Soo-Ji ataupun Goo Dae Young untuk saling menyukai, apalagi mencintai. Tapi akhirnya, karena sering bersama, menghabiskan waktu yang sama dengan kegiatan-kegiatan yang saling melibatkan akhirnya Baek Soo-Ji mempunyai perasaan yang lebih dari sebuah “teman”. Goo Dae-young yang akan meninggalkan tempat itu, telat menyadari perasaannya kepada Baek Soo-Ji. 

Sampai pada suatu ketika, mereka sama-sama menyadari, sama-sama mengungkapkan perasaan, dan di akhir cerita, mereka menjadi sepasang kekasih.
 
 
Cerita let’s eat 2 ini sebenarnya adalah cerita drama korea yang bertemakan “mukbang”, memperlihatkan makanan-makanan khas korea yang dikemas dalam sebuah drama yang dibumbui dengan kehidupan percintaan pemainnya. Bagi gue, yang menjadi highlight dari cerita ini adalah bumbu percintaannya.  lol
 
Gue yakin kebanyakan orang  menginginkan kisah percintaan yang diawali dari sebuah pertemanan, lebih tulus, gue rasa. Kalau Tuhan mengizinkan untuk memilih 1 orang yang bisa dijadikan pasangan hidup, gue yakin orang-orang pasti memilih salah satu teman atau orang yang mereka kenal.

Karena, simple, berpasangan dengan teman, menurut gue, kamu gak harus saling mengenal sifat-sifat "basic" mereka, lebih mempersingkat masa perkenalan yang kadang ajaib dan bikin ilfeel, ini berlaku sebaliknya kok, kamu gak harus memperkenalkan diri kepada orang lain lagi untuk bisa mengenal diri kamu . 

Terkadang, seiring waktu berjalan, ada yang ilfeel melihat tingkah laku pasangannya, tapi bagi seorang “teman”, mereka akan paham, kenapa seseorang bisa bertindak di luar nalar kebanyakan orang. 

Manusia bisa berkehendak, tapi keputusannya Tuhan yang handle. Let it flow, hidup saja sebagaimana mestinya. Hidup damai. Selesai. Every stories have their own happy ending, Setuju?


Rabu, 15 April 2020

Resep dari Chef William Gozali

Annyeong chingudeul~

 

Masih betah #dirumahaja atau udah kelayapan karena gak sanggup jadi tahanan rumah?. Gue harap chingudeul masih bisa komitmen buat #dirumahaja untuk memutus rantai penularan Corona Virus Disease 19 walaupun tidak menjalankan kegiatan sebagaimana mestinya adalah hal yang sangat men-jenuhkan. Let’s support each other to stay at their home, support semua tenaga medis yang merawat pasien Corona, dan yang paling penting adalah support orang-orang yang terinfeksi virus Corona ini untuk bisa defense sama virus, stay strong. Untuk yang tidak terpapar Corona, semoga kita semua sehat sentosa dan dijauhkan dari virus ini dan kembali beraktifitas sebagaimana mestinya. Amin.

 

Gerakan #dirumahaja ini sudah kita lalui sekitar 1 bulanan. 1 bulan dengan tidak mempunyai kegiatan seperti biasa, 1 bulan tidak bersosialisasi secara nyata, 1 bulan menggemukkan badan, 1 bulan mageran. Walaupun tidak beraktifitas seperti biasanya seperti kerja, sekolah, beribadah, nongkrong atau kegiatan outdoor lainnya, ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menghabiskan waktu, tapi bukan sekedar buang-buang waktu supaya malam segera berganti siang, siang berganti malam, gitu aja terus sampai berharap Desember segera datang kembali.

 

Salah satu hal yang bisa kita lakukan, yang menurut gue paling produktif adalah dengan MEMASAK. Karena, memasak adalah hal yang paling memakan waktu, mulai dari preparation bahan makanan yang cukup “bertingkat” sampai makanan itu layak untuk dipamerkan (a.k.a plating with the best garnish that you can give and then post to your social media, make your friends become jealous because your beautiful dishes, hahaha). Gue sadar, sejak Corona menyerang, orang-orang banyak berprofesi sebagai chef media sosial masing-masing atau seakan-akan menjadi food vlogger. Termasuk Gue. Karena memasak dan makan adalah 2 hal yang paling gampang untuk dilakuin saat Corona seperti sekarang.

 

Pengetahuan memasak memang harus ada gurunya, misalnya resep dari youtube, blog, instagram, pinterest atau naluri batin kamu sendiri. Kali ini gue masak sesuatu makanan yang gak pernah gue bayangin untuk membuatnya, karena menurut gue, makanan ini ribet. Makanan ini adalah Mie ayam.hahaha.  Guru gue adalah Chef William Gozali, dia ngajarin detail proses pembuatan mie ayam ini dengan cara yang friendly sekali. Dia ngajarin gue langsung dari channel youtubenya lol.

 



Oke.. let’s continue to the recipe.

Dalam proses pembuatan mie ayam ini, kita  membutuhkan 4 elemen penting, yaitu, kuah kaldu, semur ayam sebagai toping, isian dan cabe.

 

Untuk kaldu :

Tulang ayam sisa dari ayam yang di fillet

Bawah putih

lada

Daun bawang

Garam

 

Untuk pembuatan kuah kaldu, gue Cuma rebus tulang ayam sisa fillet-an ayam topping, kemudian ditambahkan dengan bawang putih yang digoreng, lada, garam. Setelah semua mendidih, gue tambahkan daun bawang. Setelah itu, cicip, jangan tambahkan banyak garam. Untuk kuah kaldu ini, rasanya antara tawar dan punya rasa dikit.

 

Untuk semur ayam

500 gram ayam (di potong kecil-kecil, nyaris di cincang, tapi bukan di cincang).

Garam

3 sdm kecap manis

10 siung bawang merah

5 siung bawang putih

5 kemiri

2 ruas jahe

2 ruas kunyit

10 lembar daun jeruk

2 sereh

2 lembar daun salam

1 sdt lada

Daun bawang

Micin

 

Diresep ini, hampir 95% gue ngikutin semua takaran resepnya chef William Gozali. Sebenernya di resep aslinya dia gunain jamur merang dan tidak bikin kuah kaldu. Gue lebih suka makan mie ayam yang ada kuahnya karena lebih gampang buat dimakan. (gak ada hubungannya, tapi terserah gue dong !!?).

 

Inti dari masakan ini ada di semur ayam sebagai topingnya. Proses pembuatan semur ayam itu sendir,

1. Haluskan semua bumbu untuk membuat semur ayam (bawang-bawangan, jahe, kunyit, dan kemiri).

2. Setelah semuanya halus, tumis dengan menggunakan minyak yang cukup banyak dari takaran minyak untuk menumis pada umumnya, masukkan juga dedaunan (daun salam, sereh dan daun jeruk. Gue lebih suka daun jeruk yang sedikit dipotong-potong supaya aroma si daun lebih strong).

3. Tambahkan lada, garam dan micin.

4. Setelah beraroma wangi, masukkan ayam yang telah dipotong agak halus dan sisa tulang rebusan kuah kaldu, jangan lupa dicincang terlebih dahulu. Tulang ayam ini, untuk orang-orang yang suka gerogotin tulang belulang, dan supaya tidak terbuang sia-sia, karena tulang di kuah kaldu gak enak, karena kurang bumbu.

5. Setelah semua ayam mulai memutih, tambahkan air 100 ml, tambahkan kecap manis 3  sendok makan. Aduk rata.

6. Tambahkan daun bawang, aduk rata kembali

7. Tunggu semua bumbu sedikit  menyusut, dan minyak yang digunakan untuk menumis terpisah dari bumbu. Icip-icip, setelah semua rasa pas.

Voalllaaa... semur ayam toping mie ayam ready to serve.

 

Untuk isian

Mie (gue pakai mie telor, karena gak punya mie khusus mie ayam ataupun mie basah lainnya)

Sawi

Untuk isian ini, gue Cuma rebus mie dan sayur dengan menggunakan air panas. Done.


 

Untuk cabe

15 cabe rawit

1 siung bawang putih

Cuka

Garam

 

Proses pembuatan cabe mie ayam, pertama, rebus cabe dan bawang putih sampai setengah layu, kemudian, blender cabe, tambahkan garam, dan sedikit air. Setelah semuanya halus, masak kembali adonan cabe tersebut, tambahkan cuka, tunggu sampai mengental. Cicip, kalau kurang asin tambahkan garam, kalau sudah asin, yaudahlah. Hidangkan.

 

Setelah ke 4 elemen siap dimasak, saatnya untuk dihidangkan, caranya adalah

1.  Ambil mie secukupnya

2.Tambahkan sayuran

3.Beri kuah sesuka hati

4. Tambahkan toping semur ayam

5.Tambahkan bawang goreng dan daun bawang

6. Atur semua komposisi sedemikian rupa supaya enak dilihat

7.  Foto

8.Pamerkan disosial media. Hahaha

 

 

Akhirnya gue bisa bikin mie ayam sendiri. Mie ayam adalah makanan yang paling gampang dicari karena ada dimana mana. Tapi dengan bikin sendiri,  gue bisa nikamatin prosesnya, kayak lagi muncak bagi pecinta gunung.  Hasilnya, memuaskan.  Dan lebih baik bikin sendiri karena bahan-bahan yang digunakan bisa lebih terkontrol dan pastinya bisa menambahkan micin sesuka hati tanpa di takar abang-abang mie ayam,. Untuk rasanya, udah pasti TERBAIK menurut gue, karena gue yang masak, dan gue adalah orang pertama yang bakalan muji masakan gue sendiri. Hahaha. If not you, who else? (prinsip hidup gue lainnya)

 

 

Seperti biasa,  proses ngabisin makanan lebih mudah daripada memasak makanan itu sendiri.  Lol

Semoga dengan memasak ini, bisa mengalihkan keinginan gue untuk keluar rumah menjalankan hal-hal yang seharusnya gak usah dilakuin dalam kondisi sekarang ini. Stay at home, stay healthy, stay positive, stay support each other, stay care for each other.


Selasa, 14 April 2020

Ngopi di 'Gudang Kopi'

Annyeong chingudeul~
 
Akhir-akhir ini dihidup gue tiada hari tanpa nongkrong, sejak gue punya teman-teman yang se-tongkrongan (?), walaupun cuma bercerita receh yang gak ada gunanya ataupun sekedar untuk ‘menonton’ handphone masing-masing. Membahagiakan.

Teman nongkrong gue biasanya itu-itu aja karena pada dasarnya gue gak punya teman. Dalam hitungan 5 jari, jari gue gak pernah habis untuk digunakan untuk menghitung teman ‘dekat’ yang bisa dikatakan sahabat, mungkin untuk sahabat gue emang gak punya. Maukah kamu menjadi sahabatku? *AngelEyes *ModeOn. Haha
 


Teman nongkrong gue didominasi sama teman kantor yang kalau ngumpul bakalan rame. Dan gue satu-satunya orang yang 'gak rame' disana dan berfungsi sebagai best listener ever,  haha. Tongkrongan itu bakalan kebentuk oleh orang-orang yang ‘senada’, visi yang sama dengan misi yang kadang berbeda beda, tapi pada dasarnya tujuan dari tindakan mereka sama.

Tempat nongkrong kami selalu sama dan sesekali mengeksplore wilayah Payakumbuh dan Limapuluh Kota untuk dijadikan tempat nongkrong baru, tapi SANGAT JARANG. Karena kondisi kami yang bertempat tinggal tidak saling berdekatan sehingga sulit untuk mencari lokasi-lokasi baru.

Walaupun pekerjaan kami tidak mengharuskan stay dikantor 8 jam, 5/7, tapi ada keharusan untuk gak jauh-jauh dari kantor karena MUNGKIN ada kondisi yang mendadak yang mengharuskan untuk segera tiba dikantor.
 
Salah satu tempat tongkrongan baru yang kami jumpai di daerah Payakumbuh/ Limapuluh Kota adalah “Gudang Kopi”. Sebuah tempat minum kopi yang mereka namai dengan Gudang Kopi. Tempat ini  bukan berarti “tempat penyimpanan kopi”, tapi gue gak tau kenapa mereka menamai tempat ini dengan Gudang Kopi.

Gudang Kopi berada di daerah “Sibaladuang”, termasuk ke Kecamatan Luak, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. (I’ve tried to find the exactly location of this place, tapi setelah menanyakan ke beberapa teman gue, mereka gak tau persis dimana tempat ngopi ini berada. So, if you wanna go to this place, just ask me, gue bakalan anterin Lo.)
 
Dibalik warna hijau ini ada pemandangan kota kecil Payakumbuh

Untuk mencapai lokasi ini gak mudah, karena bukan jalan untuk kegiatan umum. Berada di daerah perbukitan dengan jalan yang bukan aspal, mungkin bagi kamu yang tidak terlalu mahir dalam berkendara bakalan kesusahan.

Bagi gue, jalanan menuju tempat itu tergolong buruk dan rusak, jalannya kecil dan cukup untuk dilalui 1 buah mobil. Dan jika papasan, bisa sih untuk jalan tapi, you must have a good “drive’ skill”. Bagi beberapa teman gue, jalanan menuju tempat itu, well good, gak buruk-buruk amat. Setelah berkendara sekitar 5-10 menit dari jalan “bagus” terakhir, kamu juga harus sedikit nanjak menuju tempat ini.

Ada 2 jalan sebenarnya, 1 jalan lagi, chingudeul gak harus jalan kaki dan bisa parkir tepat disamping cafe, tapi jalan yang harus dilalui lebih sedikit parah. 1 jalan lagi, chingudeul harus nanjak.
 
Orang-orang 'unknown' dengan tongkrongannya masing-masing

Setelah sampai ke cafe (semoga  owner-nya bilang ini cafe), chingudeul bakalan disuguhkan sama pemandangan Kota Payakumbuh dan sebagian kecil Kabupaten Limapuluh Kota yang sangat memanjakan mata. Kota kecil yang masih hijau dan dipenuhi dengan bangunan rumah yang sewajarnya daerah pedesaan serta perbukitan yang asri, suasana cafe yang outdoor dengan cuaca yang sejuk. Beautiful.
 
Back to cafe, di cafe ini sendiri mengusung tema outdoor dengan tidak memiliki banyak menu minuman dan makanan. Untuk minuman sendiri, mereka hanya menyediakan minuman panas yang terdiri dari kopi dan coklat saja. 

Untuk makanan, mereka hanya menyediakan Pop Mie dan aneka gorengan yang hanya kamu dapatkan kalau beruntung. LOL.

Cuaca sejuk, dingin, perut keroncongan, capek nanjak, Orang tercinta dan Pop Mie adalah perpaduan rasa dan suasana yang sangat cocok. Setuju? (Orang tercinta?, iyain aja please,  hahaha).
 
Gue

Coklat panas yang udah mulai dingin karena cuaca yang dingin serta hati peminumnya yang selalu dingin


2 kali ke tempat ini gue selalu pesan Coklat panas, teman gue bilang coklat panas disini the best. Menu lainnya seperti kopi latte, espresso, dan teman-teman kopi lainnya.

Gue gak terlalu paham perkopian walaupun gue pernah kuliah “perkopian” beberapa semester. Dan gue anak baru ditongkrongan perkopian yang juga jarang pesen kopi karena takut asam lambung yang meningkat. #CurhatTerus
 
Mendung 😍😍


Gue suka mendung, karena bagi gue mendung adalah salah satu momen yang sulit lo tebak. Bisa hujan, bisa cerah, tapi apapun kondisinya gue juga suka, gue penikmat hujan yang tenang dan gue juga penikmat hari-hari yang cerah. Sama halnya gue, gue sulit ditebak, tapi gue harap, apapun kondisi gue setelah mendung, kamu bakalan terima. Kamu? Iya kamu!?! *Dodit #ModeOn.
 
Cafe ini didominasi sama kaum-kaum muda dan ibu sosialita, anak kantoran juga ada, bapak-bapak juga ada, tante-tante juga ada, pasangan muda, pasangan ibu-bapak, bukan pasangan juga ada. Pasangan orang ada gak ya?
 
Terakhir kali gue ke cafe ini, kami pulang persis sebelum magrib, sebelum gelap. Dan suhu disana udah mulai dingin.

Kalau chingudeul pengen berkunjung disore hari atau malam, sebaiknya menggunakan pakaian yang sedikit tebal untuk melindungi tubuh kamu, apalagi kalau kamu datang sendiri tanpa pasangan, bakalan tambah dingin.LOL.

Keinginan gue adalah datang ke tempat ini lagi sampai malam hari, karena cantik sekali, lebih cantik dibandingin siangnya karena pada malam hari, chingudeul akan dimanjakan dengan pemandangan lampu rumah warga. 

Foto teman-teman sosial media gue, punya the best pemandangan malam di tempat ini. Satu hal lagi yang gue suka, malam, dingin, gelap, lampu secukupnya dan Kamu. Hahaha.. (pokoknyakamu)
 


 


Senin, 30 Maret 2020

Dampak Corona Bagi Anak Rumahan


Annyeong teman-teman rebahan yang lagi merdeka..

Sekarang ini, kaum rebahan dianggap sebagai penyelamat bangsa. Hal ini disebabkan karena mewabahnya sebuah virus yang baru ditemukan. Awal mulanya virus ini ditemukan tahun 2019 lalu di daerah Wuhan, Provinsi Hubei, China. 

Virus ini bisa menyerang manusia dan hewan. Pada manusia, virus ini menyerang saluran pernafasan, mulai dari flu biasa sampai ke penyakit lainnya seperti MERS dan SARS. Virus ini dinamakan virus Corona. 

Dikarenakan virus ini baru di temukan pada tahun 2019, maka virus ini dinamai Corona Virus Disease 19 atau yang lebih dikenal dengan Covid-19 (virus ini bukan dibawah naungan Dewa-19 yak, ).

Penyebaran virus ini tergolong sangat cepat yang bisa di tularkan dari manusia ke manusia lainnya. Misalnya jika ada seseorang yang positif Covid-19 mengalami batuk atau bersin disebuah kerumunan, bisa saja molekul batuk atau bersin tersebut mengandung virus yang kemudian terjadi perpindahan molekul tersebut ke orang lain, orang lain tersebut bisa tertular virus ini (correct me if i am wrong, gue bukan ahlinya, tapi pengen sharing pemahaman gue tentang virus ini).

Untuk memutus rantai penularan yang sangat cepat ini, pemerintah dan para dokter gak bosan-bosannya meneriakkan jargon mereka “#dirumahaja”. 

Orang-orang yang sehat dan belum tertular ini dihimbau untuk tidak membuat kerumuman, tidak membuat keramaian, menjaga jarak aman dan yang paling penting adalah #dirumahaja. Tapi rakyat indonesia, apakah semudah itu untuk tetap tinggal dirumahnya?

Tagar dirumahaja memang menjadi moment paling merdeka bagi mereka-mereka yang sudah biasa menghabiskan waktunya dirumah atau bagi mereka-mereka yang mager dan mereka-mereka kaum rebahan. 

Tapi bagi sebagian orang, sulit untuk bisa #dirumahaja, faktor pekerjaan mungkin, ada keharusan bagi mereka supaya tidak #dirumahaja, banyak contohnya. Dan sebagian lagi, mereka yang tidak bisa #dirumahaja adalah mereka-mereka yang tidak terlalu aware dan tidak memiliki pemahaman tentang  bahaya penularan Covid-19 ini.

Gejala awal yang ditimbulkan dari Covid-19 ini antaranya batuk, demam, dan susah bernafas dan sebagian dari mereka yang terjangkit virus, tidak menunjukkan gejala apa-apa. Ini sangat berbahaya karena mereka seakan-akan baik-baik saja tapi ternyata membawa virus yang bisa menularkannya kepada orang lain. 

Oleh sebab itu, pemerintah dan tenaga medis lantang menyuarakan #dirumahaja, karena kita gak pernah tau, kita membawa virus atau enggak, karena semua dari kita belum dilakukan pemeriksaan positif Covid-19 atau nagatif. Kalau kita mempunyai imunitas yang baik, bisa jadi jika terjangkit virus, kita tidak merasakan apa-apa, tapi tetap virus yang ada tersebut bisa ditularkan kepada orang lain.

Di Indonesia, DKI Jakarta menjadi daerah paling banyak positif Covid-19. Hampir semua provinsi di Indonesia mempunyai pasien positif Covid-19, tak terkecuali Sumatera Barat. Di Sumatera barat sendiri, per tanggal 30 Maret 2020, sudah 8 orang positif terjangkit Covid-19, 1 orang diantaranya meninggal.

Sebagai upaya pencegahan penularan covid-19 ini, perintah sudah meliburkan guru dan para siswanya, sebagian perkantoran menjalankan “Work From Home (WFH)”. Pemerintah bukan semata-mata meliburkan mereka, tapi bekerja dari rumah dan belajar dari rumah. Di daerah gue sendiri, siswa-siswa diberikan tugas-tugas dan adanya beberapa yang melakukan kelas online.

Di Payakumbuh sendiri, sudah melakukan pembatasan wilayah. Mereka yang akan masuk ke Payakumbuh, terlebih dahulu disemprot dengan desinfektan, sudah dilakukan penyemprotan desinfektan ditempat-tempat umum, kemudian juga melakukan pembubaran jika masih ada kerumunan.

Pasien Covid-19 sendiri dibagi menjadi beberapa bagian. Pertama, ODP (Orang dalam pemantauan), orang-orang ini adalah orang-orang yang berasal dari daerah “terjangkit”, belum menunjukan gejala, atau pernah berinteraksi dengan si positif Covd-19. 

Kedua, PDP (pasien dalam pengawasan), adalah orang yang bergejala demam, batuk dan pernah kontak dengan pasien Covid atau datang dari daerah “terjangkit” Covid-19, tapi paru-paru masih aman dan mereka masih menunggu hasil pengecekan Covid-19.

Sejak Covid-19 masuk ke wilayah Sumatera Barat, sebagian wilayah sudah mulai sepi, Payakumbuh misalnya. Ini adalah jalanan di kota Payakumbuh sekitar pukul 3 sorean, biasanya setiap hari minggu jalanan ini sangat ramai, dipenuhi orang-orang yang bepergian, sejak adanya Covid-19, jalanan serasa milik emak lo, kalau mau sen kiri belok kanan masih aman. Hahaha



 tempat-tempat perbelanjaan juga sepi.


beberapa orang terlihat membeli bahan-bahan makanan. semacam panic buying, enggak juga. mereka cuma membeli beberapa snack dan bahan masakan, sebagai amunisi bagi kaum rebahan pada umumnya. haha






Semingguan lebih gue udah gak pernah beraktifitas diluar rumah kecuali untuk keperluan yang mengharuskan gue keluar, misalnya beli bahan makanan. 

Gue sudah work from home. Pada dasarnya pekerjaan gue adalah pekerjaan lapangan yang mengharuskan untuk bersosialisasi dengan masyarakat, kemudian menyelesaikan administrasi-administrasi dari rumah, karena sistem kami sudah support pekerjaan #dirumahaja.

Tapi sejak adanya Covid-19 itu, sosialisasi ditunda karena tiap kali gue sosialisasi, gue melibatkan banyak orang dan menciptakan kerumuman dan keramaian, jelas hal yang dilarang untuk dilakukan. Gue gak punya kantor resmi yang mengharuskan gue datang 8 jam perhari, selama ini gue nyari kerjaan aja untuk self development (bahasa gue, walaupun ditempat yang rame gue bakalan sibuk sama diri sendiri.

Sejak Covid-19, gue seakan-akan malu untuk keluar rumah dan nyari kesibukan di luar rumah. Jadi, gue, seakan-akan balik kayak pengangguran dulu (sad).

Gue harus keluar rumah untuk membeli keperluan bahan makanan, pake masker,  karena sedikit batuk karena minum air es yang lumayan sering karena payakumbuh lagi Hareudang sekali.  Pake masker itu buat yang sakit dan untuk yang beresiko.  Oke.  Btw,  difoto ini gue senyum atau enggak?  


Selama #dirumahaja, gue menghabiskan waktu untuk nonton youtube, nonton drama korea, crafting, masak dan lebih meluangkan waktu untuk nulis blog, ide-ide kreatif sedikit meningkat sejak gue gak kemana-mana. Banyak hal positif yang bisa dilakuin #dirumahaja, #dirumahaja bukan berarti kita gak ngapa-ngapain.

Gue yakin gue punya cukup imun yang bagus untuk ngelawanan virus jikalau gue terjangkit virus ini. Gue yakin imun gue lebih kuat buat defense sama virus karena gue masih muda, dan gue sehat. Tapi gue tetap memilih untuk #dirumahaja untuk melindungi orang-orang yang mungkin imunnya gak sebagus gue.

Suntuk dan bosan pasti, hold on a little more, supaya virus ini segera putus penularannya, gak ada yang menularkan dan tertular lagi, supaya bisa beraktifitas seperti biasanya. 

Gak kemana-mana itu sumpah sangat bosan. Bagi gue anak rumahan aja, bosannya sangat memuncak apalagi bagi orang-orang yang mobilitasnya sangat tinggi. Jujur gue kangen ngopi, ngobrol receh, ngobrolin hal gak penting sampai penting banget, kangen ngegosip, kangen gerahnya ruangan yang sangat sempit dengan beragam sifat orang didalamnya. 

Sejak gue punya temen “nongkrong”, gue lebih banyak menghabiskan waktu bersama mereka diluar rumah, sejak Covid-19 menyerang, gue kesepian, gak pernah ketemu mereka lagi, gue pernah lebih lama dari ini gak berinteraksi bersama mereka, tapi kali ini, ada keharusan yang membuat lo gak bisa ketemu sama orang-orang yang biasanya lo interacted with, berasa lagi dipenjara gak sih?

Ternyata gue bisa kangen juga sama suasana bersama mereka di pekerjaan ini, honestly, i am not “into” this job, i wanna quit actually but i need “this”. setidaknya, dipekerjaan ini gue “menggembangkan diri”. 

Mungkin, alasan gue bertahan dan menganggap ini membahagiakan adalah mereka. Walaupun gue gak setiap saat bersama mereka full time, at least, bukan dalam suasana “terpenjara” seperti sekarang.

Other than that, bantu pemerintah yok dengan #dirumahaja, kalau gak penting-penting amat jangan keluar rumah. Walaupun #dirumahaja, setidaknya gue tetap bisa mengedukasi orang-orang sekitar, tetangga dan keluarga.

Kalau punya gejala, isolasi dirumah dulu, kalau keadaan sedikit lebih parah, hubungi tim medis, jangan keluar rumah intinya, tim medis bakalan nyamperin kalian. Untuk mengedukasi orang banyak, gue rasa gue bukan orang yang berkompeten untuk melakukan itu (perhaps)

Rabu, 25 Maret 2020

Satu Pelindung Gue Pergi

..
29 Maret 2014, tepat 6 tahun yang lalu,  Hari terakhir adik gue, Tegar,  ada di dunia ini.  Kira-kira jam 11 malam dia menghembuskan nafasnya yang terakhir,  gue gak liat perjuangan nafas terakhirnya dia. 

1 bulanan sebelum itu,  dia mengeluh sakit dibagian perutnya. Ibu gue bawa dia kerumah sakit untuk diperiksa,  sesampainya di rumah sakit,  dokter check keadaan dia dan dokter bilang dia kemungkinan gejala urus buntu.  Gejala-gejala yang dia rasakan mungkin mirip sama usus buntu. Gue juga gak paham kenapa dokter bilang itu usus buntu. Dan akhirnya dokter ngasih dia obat sebagai pertolongan pertama.  Dan sesampainya dirumah, everything is fine. Tapi sebelum dia check ke dokter,  beberapa minggu sebelumnya dia bilang kalau bagian bawah perut berasa keras dan gue gak tau kenapa.  Orang tua gue cuma bilang,  atur pola makan, nanti magh karena pada dasarnya dia punya pola makan yang sangat berantakan,  sehari bisa makan cuma sekali doang. 

Singkat cerita,  selang beberapa hari dia ngeluh sakit lagi dan dia bener-bener ngeluh sakit,  akhirnya ibu dan kakak gue bawa dia ke dokter spesialis bagian dalam.  Waktu pemeriksaan, dokter itu langsung bilang ada tumor di perutnya dan harus segera dioperasi.  Dia ngasih rujukan ke dokter spesialis dalam lainnya yang bisa menangani masalah ini. 

Waktu itu gue masih di Padang, kuliah. Setelah periksa,  kakak gue telpon dan ngasih tau sakit adik gue,  dan sumpah syok.  Kok bisa anak 16 tahun punya penyakit tumor.  Gak pernah ada pikiran dia bakalan punya tumor kayak gitu.  Gak tau kenapa,  gue sedih sekali waktu itu, berasa ada yang luka,  tapi gak tau dimana.  Gue nangis waktu tau ada tumor di tubuhnya dia.

Pengobatan masih tetap di lakuin.  Kakak gue bawa dia ke dokter rujukan dari dokter sebelumnya.  Waktu konsultasi, dokter itu bilang ada 2 tumor yang ada di bagian perut adik gue,  sebelah kiri dan kanan.  Kalau kakak gue setuju,  hari itu bisa langsung di operasi,  tapi pengangkatan tumor cuma bisa dilakuin untuk 1 tumor aja.  Tanpa adanya ronsen dan persiapan lainnya serta cuma 1 tumor yang diangkat, kakak dan orang tua gue menolak tindakan itu dan mereka minta untuk dirujuk kerumah sakit aja.  

Setelah mendapatkan rujukan,  Adik gue dioper ke rumah sakit di daerah bukittinggi. Keadaan dia udah semakin lemah dan gue belum liat keadaannya dia karena gue masih stay di Padang. 

Adik gue harus bolak balik payakumbuh-bukittinggi buat check kesehatan, ronsen dan prosedur medikal lainnya untuk penanganan tumor ini. Setelah ronsen,  dokter bilang kalau tumor ini ada dua,  kiri dan kanan dan salah satu tumor itu lebih besar dari yang satunya. Diameter salah satu tumor 14 atau 19 cm (gue lupa) dan tumor itu gak ada kantongnya.

Lebih kurang semingguan sebelum dirawat dia bolak balik Payakumbuh-Bukittinggi.  Sebenarnya dia bisa aja tinggal di kosan kakak gue,  tapi ada hal yang gak bisa dilakuin.  Ibu gue pernah cerita, dia gak mau tinggal di kosan kakak gue dan pengen balik ke payakumbuh,  karena dia pengen makan mie ayam. Ibu gue bilang,  "disini kan ada mie ayam yang lain,  kenapa harus ke Payakumbuh?" dan dia kekeh mau ke Payakumbuh aja. 

Jumat, 21 maret 2014, check up terakhir dia sebelum dirawat. Dokter cuma bilang akan dijadwalkan operasi untuk Adik gue,  tapi sekarang bisa pulang dulu,  tapi kalau sakitnya gak tertahan lagi,  bisa langsung dibawa ke rumah sakit lagi.  Dia balik ke Payakumbuh hari itu.  Semuanya masih bisa dia tahan. 

Sabtu,  22 maret 2014. Dia nangis karena gak tahan sama sakitnya.  Orang tua gue bawa dia ke rumah sakit lagi dan akhirnya dia di rawat.  Adik gue gak bisa langsung di operasi karena ada beberapa prosedur yang harus dia jalani. 

Perawatan masih tetap dilakukan,  cek darah tiap hari.  Gue telpon tiap hari tanyain keadaan dia.  Semuanya masih sama, gak ada perubahan. 


Senin malam gue telpon orang tua, dan ada yang lain.  Ibu gue mulai nangis ceritain keadaan Adik gue.  Gue bingung harus apa. Dan akhirnya selasa pagi gue berangkat ke Bukittinggi.

Disitu, gue liat dia pasien terlemah yang ada di ruangan itu.  Dia kurus dan sangat berbeda waktu terakhir gue liat dia.  Karena sebelumnya dia sempat gemuk ala anak-anak baru gede lainnya.  Walaupun lagi lemah,  dia masih sempet becandain gue.  

Semuanya masih sama. Tindakan operasi cuma wacana aja.  Mereka bahkan udah minta kesiapan darah kalau terjadi apa-apa.  Orang-orang udah datang menjenguk dan mendoakan kesehatan tegar. 

Operasi masih belum bisa dilakukan karena adik gue dalam keadaan tensi tinggi.  

Beberapa hari berlalu,  dan akhirnya Dia akan dijadwalkan operasi pada hari sabtu, 29 maret 2014. Malamnya dia harus puasa. 

Gue dan keluarga sangat bahagia sama jadwal ini.  Menurut gue,  dengan selesainya operasi dia bakalan sehat dan pulih kembali.

Malam sebelum operasi dia kepanasan dan minta keluar ruangan.  Kami bawa dia keluar ruangan, menghirup udara segar.  Kami sadar udara malam disana gak begitu bagus, tapi dia kekeh mau ada diluar. Ibu gue sempet sedikit marah sama dia dan akhirnya kami masuk kembali.

Pagi datang.  Hari dimana harusnya adik gue di operasi, menghilangkan sumber penyakitnya.  Dokter ngasih dia baju seragam operasi. 

Kami sangat menanti-nanti hari itu.  Kemudian ibu dan ayah gue di panggil dokter, kami kira itu adalah untuk menanda tangani surat operasi pada umumnya,  ternyata dokter itu bilang mereka harus menunda operasi adik gue karena beberapa hal. Ibu gue nangis. Dan seketika, pagi yang cerah kembali berawan, hujan, badai. Gue frustasi lagi.  Keluarga gue frustasi lagi. Adik gue pun pasrah.

Dokter dan beberapa perawat kembali ngambil sampel darah adik gue,  gue gak tau untuk apa.  Ayah gue yang frustasi,  akhirnya marah marah sama perawat.  Sangat kecewa mungkin. 

Adik gue mengizinkan kami duduk berdekatan dengan dia hari itu,  sebelum-sebelumnya dia tidak pernah mau ada orang lain di dekatnya,  karena gerah.  Pagi itu dia pasrah, seakan akan sudah mau menyerah.  

Gue?  Frustasi tapi gue harus menenangkan orang tua gue.  Pura-pura baik baik saja. 

Adik gue  makin parah,  siangnya dia dibawa ke ruangan HCU. Alat-alat lainnya dipasangkan ke tubuhnya.  Bukan hanya infus dan oksigen. Baju seragam operasi yang diberikan dokter gue buang.  Karena ada perasaan sangat kecewa sama baju itu. 

Diruangan HCU cuma bisa dijaga sama 1 orang saja.  Karena gak ada tempat buat gue, sorenya gue istirahat di kosan kakak bersama dengan temen kakak gue. Gue diantar kakak dan temennya. 

Setelah magrib,  kakak gue ditelpon orang tua karena adik gue nyariin dia dan ternyata dia sudah dipindahkan ke ruangan ICU. Keadaan dia makin drop.

Sebelum tengah malam,  kira kira jam 11 malam,  gue dibangunin temen kakak gue,  ngajak ke rumah sakit.  Pertanyaan gue cuma 1 "tegar kenapa?", gue udah yakin sesuatu pasti terjadi sama dia.  Dan sampai dirumah sakit,  semuanya nangis, ayah, ibu, lemah,  pingsan dan nangis.  Kakak gue nangis dan ditenangkan sama beberapa kerabat lainnya.  Gue? Masih "seakan-akan" baik baik saja.  Gue gak nangis.

Satu pelindung gue, pergi.

Ada yang patah,  tapi gak tau apa, ada batu besar yang dihempaskan ketubuh,  seakan-akan lo kayak ditampar, dipukul, dihantam,  tanpa defense apa-apa, tangan lo gak ada daya buat menutupi muka,  badan lo seakan pasrah, gak ada yang melindungi.  Gue mencoba buat sadar, mengumpulkan nyawa-nyawa yang hampir pergi. Meyakinkan diri untuk tidak menangis, kalut,  everything is fine. Gue liat manusia yang sudah tidak bernyawa itu,  pertama kalinya dihidup gue melihat tubuh tidak bernyawa, dan itu adalah adik laki-laki satu-satunya gue. Adik laki-laki kesayangan kami. Gue cuma bilang "hati-hati disana,  rest in peace".


Setelah semuanya selesai,  tegar bisa di bawa pulang,  sesampainya dirumah,  jam 2an,  semuanya sudah siap,  gue liat satu adik gue lagi, lebih menyedihkan, dia sendiri dengan berita terbangsat yang pernah ada.  Kami dibantu tetangga-tetangga untuk menyiapkan prosesi untuk tegar.

No One can changes if God want things that belongs to Him came back to Him.  Sebagai manusia biasa, gue belum bisa percaya dan ikhlas sama kepulangan dia waktu itu. Terlebih 4 maret adalah ulang tahunnya yang ke 16, dia "pulang" 25 hari setelah ulang tahunnya.

I try to me normal around "crazy" people.  Gue mencoba untuk gak nangis,  pura-pura baik-baik saja, tapi hal itu hal terbrengsek yang pernah gue lakuin. Sampai sekarang luka itu masih ada, masih ternga-nga,  masih berdarah. 

Gue sedikit belajar dari masa sulit itu,  if you wanna cry,  let it be. You deserve to crying if you need to cry.   If it is hard,  tell that it is hard.  Do not pretending that everything is fine. Lo juga manusia, bisa merasakan semua rasa,  termasuk kesedihan.  Lo di izinkan untuk sedih sewajarnya.  ketika sesuatu itu sakit, feel the pain, waktu bakalan nyembuhin luka itu.  Selama ini gue selalu denial, menyakinkan diri gue kalau semuanya baik-baik aja.  Itu salah.


Tumor gak berkantong itu udah sodaraan sama kanker.  Gue masih belum bisa percaya anak 16 tahun kena kanker.  Gue kira akan baik-baik saja, karena dia "terlihat" sangat sehat,  tapi ternyata dia tumbuh bersama kanker aktif ditubuhnya. it kills him slowly at first, dan selama lo gak sadar dia membunuh lo begitu aja. 

6 tahun berlalu, time flies so fast,  tapi gak ada dia detak jam dinding semakin keras terdengar.  life is still cruel without you bro. i wish you have peace in your rest. Alfatihah.  🙏🙏 

Diberdayakan oleh Blogger.

Comment

 
Gaeguri Story Blogger Template by Ipietoon Blogger Template