Selasa, 14 April 2020

Ngopi di 'Gudang Kopi'

Annyeong chingudeul~
 
Akhir-akhir ini dihidup gue tiada hari tanpa nongkrong, sejak gue punya teman-teman yang se-tongkrongan (?), walaupun cuma bercerita receh yang gak ada gunanya ataupun sekedar untuk ‘menonton’ handphone masing-masing. Membahagiakan.

Teman nongkrong gue biasanya itu-itu aja karena pada dasarnya gue gak punya teman. Dalam hitungan 5 jari, jari gue gak pernah habis untuk digunakan untuk menghitung teman ‘dekat’ yang bisa dikatakan sahabat, mungkin untuk sahabat gue emang gak punya. Maukah kamu menjadi sahabatku? *AngelEyes *ModeOn. Haha
 


Teman nongkrong gue didominasi sama teman kantor yang kalau ngumpul bakalan rame. Dan gue satu-satunya orang yang 'gak rame' disana dan berfungsi sebagai best listener ever,  haha. Tongkrongan itu bakalan kebentuk oleh orang-orang yang ‘senada’, visi yang sama dengan misi yang kadang berbeda beda, tapi pada dasarnya tujuan dari tindakan mereka sama.

Tempat nongkrong kami selalu sama dan sesekali mengeksplore wilayah Payakumbuh dan Limapuluh Kota untuk dijadikan tempat nongkrong baru, tapi SANGAT JARANG. Karena kondisi kami yang bertempat tinggal tidak saling berdekatan sehingga sulit untuk mencari lokasi-lokasi baru.

Walaupun pekerjaan kami tidak mengharuskan stay dikantor 8 jam, 5/7, tapi ada keharusan untuk gak jauh-jauh dari kantor karena MUNGKIN ada kondisi yang mendadak yang mengharuskan untuk segera tiba dikantor.
 
Salah satu tempat tongkrongan baru yang kami jumpai di daerah Payakumbuh/ Limapuluh Kota adalah “Gudang Kopi”. Sebuah tempat minum kopi yang mereka namai dengan Gudang Kopi. Tempat ini  bukan berarti “tempat penyimpanan kopi”, tapi gue gak tau kenapa mereka menamai tempat ini dengan Gudang Kopi.

Gudang Kopi berada di daerah “Sibaladuang”, termasuk ke Kecamatan Luak, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. (I’ve tried to find the exactly location of this place, tapi setelah menanyakan ke beberapa teman gue, mereka gak tau persis dimana tempat ngopi ini berada. So, if you wanna go to this place, just ask me, gue bakalan anterin Lo.)
 
Dibalik warna hijau ini ada pemandangan kota kecil Payakumbuh

Untuk mencapai lokasi ini gak mudah, karena bukan jalan untuk kegiatan umum. Berada di daerah perbukitan dengan jalan yang bukan aspal, mungkin bagi kamu yang tidak terlalu mahir dalam berkendara bakalan kesusahan.

Bagi gue, jalanan menuju tempat itu tergolong buruk dan rusak, jalannya kecil dan cukup untuk dilalui 1 buah mobil. Dan jika papasan, bisa sih untuk jalan tapi, you must have a good “drive’ skill”. Bagi beberapa teman gue, jalanan menuju tempat itu, well good, gak buruk-buruk amat. Setelah berkendara sekitar 5-10 menit dari jalan “bagus” terakhir, kamu juga harus sedikit nanjak menuju tempat ini.

Ada 2 jalan sebenarnya, 1 jalan lagi, chingudeul gak harus jalan kaki dan bisa parkir tepat disamping cafe, tapi jalan yang harus dilalui lebih sedikit parah. 1 jalan lagi, chingudeul harus nanjak.
 
Orang-orang 'unknown' dengan tongkrongannya masing-masing

Setelah sampai ke cafe (semoga  owner-nya bilang ini cafe), chingudeul bakalan disuguhkan sama pemandangan Kota Payakumbuh dan sebagian kecil Kabupaten Limapuluh Kota yang sangat memanjakan mata. Kota kecil yang masih hijau dan dipenuhi dengan bangunan rumah yang sewajarnya daerah pedesaan serta perbukitan yang asri, suasana cafe yang outdoor dengan cuaca yang sejuk. Beautiful.
 
Back to cafe, di cafe ini sendiri mengusung tema outdoor dengan tidak memiliki banyak menu minuman dan makanan. Untuk minuman sendiri, mereka hanya menyediakan minuman panas yang terdiri dari kopi dan coklat saja. 

Untuk makanan, mereka hanya menyediakan Pop Mie dan aneka gorengan yang hanya kamu dapatkan kalau beruntung. LOL.

Cuaca sejuk, dingin, perut keroncongan, capek nanjak, Orang tercinta dan Pop Mie adalah perpaduan rasa dan suasana yang sangat cocok. Setuju? (Orang tercinta?, iyain aja please,  hahaha).
 
Gue

Coklat panas yang udah mulai dingin karena cuaca yang dingin serta hati peminumnya yang selalu dingin


2 kali ke tempat ini gue selalu pesan Coklat panas, teman gue bilang coklat panas disini the best. Menu lainnya seperti kopi latte, espresso, dan teman-teman kopi lainnya.

Gue gak terlalu paham perkopian walaupun gue pernah kuliah “perkopian” beberapa semester. Dan gue anak baru ditongkrongan perkopian yang juga jarang pesen kopi karena takut asam lambung yang meningkat. #CurhatTerus
 
Mendung 😍😍


Gue suka mendung, karena bagi gue mendung adalah salah satu momen yang sulit lo tebak. Bisa hujan, bisa cerah, tapi apapun kondisinya gue juga suka, gue penikmat hujan yang tenang dan gue juga penikmat hari-hari yang cerah. Sama halnya gue, gue sulit ditebak, tapi gue harap, apapun kondisi gue setelah mendung, kamu bakalan terima. Kamu? Iya kamu!?! *Dodit #ModeOn.
 
Cafe ini didominasi sama kaum-kaum muda dan ibu sosialita, anak kantoran juga ada, bapak-bapak juga ada, tante-tante juga ada, pasangan muda, pasangan ibu-bapak, bukan pasangan juga ada. Pasangan orang ada gak ya?
 
Terakhir kali gue ke cafe ini, kami pulang persis sebelum magrib, sebelum gelap. Dan suhu disana udah mulai dingin.

Kalau chingudeul pengen berkunjung disore hari atau malam, sebaiknya menggunakan pakaian yang sedikit tebal untuk melindungi tubuh kamu, apalagi kalau kamu datang sendiri tanpa pasangan, bakalan tambah dingin.LOL.

Keinginan gue adalah datang ke tempat ini lagi sampai malam hari, karena cantik sekali, lebih cantik dibandingin siangnya karena pada malam hari, chingudeul akan dimanjakan dengan pemandangan lampu rumah warga. 

Foto teman-teman sosial media gue, punya the best pemandangan malam di tempat ini. Satu hal lagi yang gue suka, malam, dingin, gelap, lampu secukupnya dan Kamu. Hahaha.. (pokoknyakamu)
 


 


1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Comment

 
Gaeguri Story Blogger Template by Ipietoon Blogger Template