Kamis, 04 Maret 2021

Menikah atau Tidak

Hallo,~

Topik ini sudah ada dibenak gue dari beberapa tahun yang lalu, tapi selalu malas untuk nulis didalam blog karena gue rasa ini gak bermanfaat sama sekali. Tapi akhir-akhir ini mulai menggangggu gue lagi, dan gue merasa gue butuh wadah untuk menuangkan apa yang ada di dalam benak gue. Gue ingin "didengarkan" tanpa harus bicara panjang lebar, gue tidak butuh disalahkan pun dibenarkan dengan opini-opini gue ini.


Menikah. Satu kata kerja penuh makna.

Kenapa gue bisa bilang penuh makna hiadalah karena kata menikah bisa diartikan menjadi sebuah kebahagiaan, kesedihan, standar, "menghakimi", stigma, dan kata-kata lain yang sama artinya dengan "Anggapan" (?). Mungkin bagi sebagian orang akan mengerti dengan maksud gue, dan sebagian lagi tidak mengerti dan lainnya bodo amat, lol

Gue yakin pada dasarnya menikah akan membawa kebahagiaan, keberkahan, rizki dan hal-hal baik lainnya selama dimulai dengan hal baik juga. Menikah bisa menyempurnakan agama kita yang terisi hanya separoh saja, menurut pencarian gue sih begitu (correct me if i am wrong). 

Menikah bisa menjadi sebuah kesedihan bagi beberapa orang, bisa jadi karena permasalahan-permasalahan yang ada dalam rumah tangga, tingkat ke tidak cocokan yang gak bisa di cocokan, ikut campurnya orang lain dalam masalah rumah tangga, dan semua-semua masalah yang mereka gak bisa bendung untuk diselesaikan.

Gue hidup di tengah masyarakat yang didominasi kaum sudah menikah, karena gue bukan usia belasan tahun lagi. is a marriage based on the age? absolutly ENGGAK. Di usia gue SMP, pernah teman satu kelas gue menikah diusia 13 atau 14 tahun. Di masa gue SMA, beberapa teman SMP gue menikah juga diusia mereka 15 atau 16 tahun. Setamat gue SMA, persis setelah kelulusan SMA, teman gue juga ada yang menikah di usia 18 atau 19 tahun. Jaman kuliah pun begitu. Tetangga gue mneikah diusia 40 tahunan. Ada orang yang berkeinginan untuk menikah diusia tertentu.

Kemudian parameter selanjutnya, berpacaran atau tidak. Punya pacar atau enggak gak menjamin seseorang untuk menikah. Ada orang yang berpacaran lama, akhirnya tetap sendiri dan menjomblo, ada juga  yang berpacaran bertahun-tahun akhirnya memilih untuk sendiri, ada yang tidak punya pacar, berkenalan dengan orang baru akhirnya menikah, ada yang tidak punya pacar, tidak pernah bertemu akhirnya menikah, dan ada yang punya pacar dan tidak punya pacar yang belum menikah- menikah sampai sekarang.lol

Next, punya rupa yang menarik atau tidak. Ada yang berwajah menarik dan menikah, ada yang berwajah pas-pasan dan menikah, ada yang berwajah menarik atau berwajah pas-pasan yang tidak menikah. Dan ada juga yang berwajah pas-pasan yang selingkuh #EHhh.. #Hahaha

Kaya dan Miskin serta Si pas-pasan. Si Kaya ada yang menikah, Si miskin ada yang menikah si pas-pasan pun ada yang menikah. Si kaya , si miskin dan si pas-pasan pun ada yang tidak menikah.

Begitu banyak parameter yang bisa diambil premis-premisnya, tapi menurut gue Marriage is about a destiny. Lantas, dengan hanya menunggu takdir, kamu akan menikah ? ENGGAK juga, takdir pun harus diimbangi dengan usaha. Kemudian, orang yang tidak menikah tidak punya usaha? EGGAK juga, karena sekeras apapun usaha seseorang, selalu pelabuhannya adalah takdir. 

Kapan "menikah" bisa menjadi sebuah stigma, anggapan, dan "judging" ?

Gue rasa menikah bisa menjadi sebuah judging, it is when they don't know "the whole" we are (ketika mereka tidak mengenal kita secara utuh). Sometimes, people just know a very tiny part of our story, and act like they know the whole of us, and then they tell to anyone else about us without re-check the true of the story and make it as a drama as it possiible. Dan orang seperti itu sangat baaaaaanyak di dunia gue. 

Selain ditengah orang-orang yang telah menikah, gue juga dikelilingi oleh orang-orang yang belum menikah, dengan cerita yang berbeda-beda. Ada yang berusia tidak belasan lagi tapi belum menikah, ada yang mempunyai pacar tapi tidak menikah, ada yang berparas menarik tidak menikah, and all the struggle that they have. Ada beberapa orang yang sudah sangat berupaya untuk menikah tapi masih belum ditakdirkan untuk menikah. 

Menikah adalah baik dan tidak menikah belum tentu tidak baik. 

Kita gak pernah tahu usaha apa saja yang telah mereka upayakan, we never know how hard their effort to find that the other half. Stop judging, just focus on ourself, karena tiap orang punya ceritanya masing-masing, biarkan mereka menjalani bagian cerita mereka tanpa harus membandingkan satu cerita dengan cerita yang lainnya. Cerita-cerita itu bakalan punya endingnya sendiri, let God to do God's job, dan cukup percaya bahwa rencana Tuhan itu indah. God is the best writter in this universe.

Didunia ini tugas kita adalah mencari pahala sebanyak mungkin. Salah satu caranya adalah dengan bersabar, contohnya bersabar dalam Pernikahan atau bersabar menunggu pernikahan, selama tidak berbuat dosa, just live your life.

Diberdayakan oleh Blogger.

Comment

 
Gaeguri Story Blogger Template by Ipietoon Blogger Template