Annyeong
chingudeul~
Gue akan share the worst story sewaktu
gue di bangku sekolahan, tepatnya jaman SMP. Cerita ini adalah the best lesson that i learned yang
“mungkin” gak pernah terlupakan seumur hidup. Cerita ini adalah tentang
Bullying. Kata bullying emang udah akrab ya di telinga kita karena udah dari
jaman 'bahelak' masih tetap ada sampai sekarang dan bullying ini adalah sebuah
perbuatan yang keliatannya “sepele” tapi ternyata berefek besar kepada “Si
korban bully”.
Kita
bakal bahas mengenai kata Bullying, Bullying adalah penindasan yang dilakukan
terhadap teman sebaya yang di anggap lemah atau mengintimidasi dan memaksa
seorang individu atau kelompok yang lemah untuk melakukan sesuatu di luar
kehendak mereka dengan maksud untuk membahayakan fisik, mental atau emosional
melalui pelecehan dan atau penyerangan.
Bentuk bullying ini juga ada beberapa
macam, yang gue tau adalah bullying secara fisik seperti penyerangan,
ngeroyok seseorang dan semacam itulah. Kemudian bullying secara verbal,
misalnya adalah ejekan, menggoda atau meledek dan sebagainya.
Balik
lagi ke kisah gue, bullying yang gue alami itu sekitaran semester 2 SMP
kelas 2 sampai awal semester 1 kelas 3 SMP, sekitaran 1 tahunan gitu lah. Jenis
bullying yang gue rasakan waktu itu kayak bullying secara verbal, gak ada
peyerangan yang membahayakan fisik gitu sih, Cuma menurut gue bullying
secara verbal lebih menyakitkan dan gak bisa di lupain sampai kapanpun
dibandingkan dengan bullying secara fisik, kalo bullying secara fisik kita bisa
lapor polisi dan bukti penyerangan itu terpampang nyata, ada buktinya, tapi
kalo bullying secara verbal itu, deep, dalam (gak bisa dijelaskan deh gimana
rasa sakitnya). Kayak ada luka, tapi gak berdarah
Contoh
bullying yang gue alami adalah seperti ngejekin, gak di ajak main, kalo ada
gue lewat, teman-teman itu berenti ngobrol, narok pot bunga berisi tanah
plus pasir di laci meja, dikatain pelit, di gun-jing-in, difitnah, kalo belajar
kelompok gak di ajak, gak punya teman sekelompok (waktu itu pernah ada tugas
kelompok, dan gue gak punya teman sekelompok, masa sih “tugas kelompok”
tapi kelompoknya “sendiri” doang, dan banyak dehh..
Dari
banyak kejadian yang gue alami di masa itu, gue rasa ada beberapa
penyebab kenapa mereka seolah-olah berkuasa di sekolah dan “membully” gue,
di antara penyebab itu adalah,
1. Ekonomi
Dimasa itu, SMP kelas
2 semester 2 sampai SMP kelas 3 semester 1, keadaan ekonomi keluarga gue lagi gak stabil karena kebutuhan yang melambung tinggi karena 4 orang anak
orang tua gue membutuhkan biaya yang lumayan untuk sekolah di setiap
jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP dan Kuliah.
Di jaman itu, biaya untuk
kuliah gak sedikit, beasiswa yang menggratiskan biaya kuliah belum ada,
ditambah lagi kampus kakak gue yang berada di provinsi tetangga,
menyebabkan kestabilan ekonomi keluarga menjadi tergunjang (ngomong apaan
sihh,,, hahaha) tapi ini nyata!.
Teman-teman SMP yang gak tau diri, yang gak ngerti gimana
keadaan orang tua Cuma bisa “membully”, tanpa tahu gimana sebenarnya. Waktu itu, gue bisa aja jadi Bendahara umum di OSIS, Cuma dibatalkan karena
waktu itu gue di anggap gak ber-kompetem (?) dibidang itu karena gue kere (apa hubungannya coba?).mungkin waktu itu, teman-teman gue di jaman
SMP sudah mapan, keluarganya berkecukupan bahkan berlebih, seharusnya gak
pantas buat membully seseorang hanya karena dia taraf ekonominya berada di
bawah si pembully, yang kaya itu orang tua kamu, bukan pribadi kamu, tanpa
orang tua, you were nothing.
Kita tidak bisa memutuskan dan memilih untuk lahir
dari keluarga seperti apa, kalo kamu waktu itu “makmur”, just enjoy it, jangan
berlebihan, jangan membully seseorang, karena anak SMP doang udah nge_bully,
masa depan kamu masih panjaang, kita gak tau bakalan gimana kedepannya, kita
gak tau diri kita bakal jadi apa ke depannya, kita gak tau orangtua kita
bakalan sukses selamanya, jangan-jangan waktu SMA orang tua kamu bangkrut
gimana? Who knows kan?
2. 얀다
Sengaja pake huruf
hangul, biar orang awam gak bisa baca. LOL. Ini adalah salah satu penyebab
kenapa gue di bully, (opini gue ya) . Btw, ini adalah sebuah nama, LOL hehe.
Salah satu kenangan yang gak pernah bisa dilupakan juga karena banyak hal yang
lucu (mungkin) karena orang ini, (bukan karena sifat orangnya atau sebagainya,
tapi karena anggapan-anggapan orang lain terkait orang ini, ribet gakk siikkkkk
lol).
Jadi dulu, orang ini
pernah satu kelas sama gue di jaman SMP, dan gak tau kenapa, gue rasa
gue rada deket gitu sama dia, tapi setelah kenaikan kelas orang ini kayak
ngilang dari hidup gue dan I don’t know how, yang jelas orang ini hilang
(bukan pindah sekolah, tapi kayak orang yang berbeda gitu). Jujur waktu itu,
rada geer karena cowok-cewek deket, dijaman-jaman masa puber pertama kalinya,
dan menurut gue ini wajar banget sihh. Dan dimasa “dia” “udah berubah”
mulailah beberapa gossip bertebaran di sekolah yang bilang gue suka sama “orang
ini”, dan gossip-gosip lainnya, beberapa improvisasi gimana perasaan gue sama orang ini.
Padahal waktu itu,
kalo pun gue punya rasa sama “orang ini”, ga ada masalah dengan orang lain gue rasa? Yang punya
perasaan kan gue kenapa teman-teman yang menyebalkan itu membuat gossip yang
wth,wtf sih? apa mereka tau gimana
perasaan gue sebenarnya ?
Annoying pasti, tapi setelah beberapa saat
seiring waktu berjalan udah mulai biasa aja sama pemberitaan yang kalopun benar
so what?, salahnya dimana sih kalo emang suka sama orang tersebut? Gak habis pikir
dehh, dan “sipembully” mungkin udah lupa sama kejadian itu, tapi bagi gue? Memaafkan
itu gampang kok, tapi untuk bisa lupa sama kejadian itu sulit, yang walaupun “sipembully” gak pernah
minta maaf sama gue.
3. Si
anak Pintar
Yapp.. gue adalah
salah satu anak pintar yang selalui juara kelas di jaman SMP itu, ini adalah
salah satu kenapa anak pintar lainnya gak mau 1 kelas sama gue karena takut
saingan sama gaeguri. Hell-o!!wth
Setelah sadar
permasalahan SMP gue yang seperti di atas, emang sihh ya kalo dari pola
pikir orang dewasa (seperti gue sekarang ini, cie), emang sihh
kekanak-kanakan semuanya. Masalah-masalah yang gak penting yang di anggap
penting.
4. Si Pelit
Dijaman SMP itu
gue dianggap pelit karena gak mau nyontekin waktu ujian, gak mau ngasih
contekan waktu ada tugas, dan lain-lain. yaa.. menurut gue wajar sihh
gue bisa pelit, orang teman-teman sekelas inget gue waktu ada tugas
doang, waktu ujian doang, kalo lagi butuh baru dehh deket-deket, siapa sih yang
mau digitu-in?.
For your information, gue adalah orang yang setia yang rela
berkorban untuk siapapun (kalo) orang itu bisa dipercaya, kalo orang itu udah
(deket) sama gue, orang yang menganggap gue (teman), orang yang gak Cuma
nyari gue waktu dia butuh doang.
5. Si anak
kuper
Gue dulu di
anggap sebagai salah seorang anak kurang pergaulan dijaman itu. Emang sih,
dulu, dunia gue Cuma sekolah dan rumah doang, emangnya parameter anak gaul Cuma
sebatas orang yang gak di rumah dan sekolah doang, pikir lagi!!
Sampai sekarangpun
gue (kurang) suka sama dunia luar yang gak begitu penting menurut gue,
gue Cuma tertarik sama dunia atau tempat atau daerah yang menurut gue menarik dan keluar rumah itu kalo ada urusan yang penting.
Guebukan tipe orang yang kalo habis mandi, dandan dan duduk
cantik di depan jalan. Kalo gak ada urusan keluar rumah ngapain harus keluar
rumah ya gak? Dan karena kebiasaan gue inilah gue di anggap Kurang
Pergaulan oleh orang-orang yang GAUULL ABIIISSSSS!!! F**k
6. Kutu
buku
Gue juga di
anggap kutu buku yang kerjaannya dirumah doang dan belajar, baca buku. Hell-o dirt, fyi, gue baru baca buku itu baru-baru ini doang kok, sejak jadi pengangguran doang kok. Jaman
SMP? Boro-boro beli buku bacaan, beli buku tulis aja gak mampu.
Untuk teman diluaran sana,
STOP BULYYING, karena itu gak ada gunanya, apalagi adik-adik SMP, SMA dan yang
masih sekolah adalah pelaku bullying, masa depan kamu itu belum apa-apa, who
knows teman yang kamu bully itu nantinya bakalan sukses dan kamu Cuma jadi
s*mp*h yang gak berguna.
Si korban pembulian pasti punya dendam, karena it’s
easy to forgive, but it’s hard to forget. Jangan sampai si korban punya dendam
dimasa dimana dia sukses dan kamu bukan siapa-siapa, hidup itu gak Cuma di masa
muda doang, masa muda itu singkat, lebih baik sama-sama di jalani dan
dinikmati, isi dengan hal-hal yang positif. Lebih baik nikmati masa muda, tata
masa depan yang cerah, sama-sama tumbuh, sama-sama dewasa.