Hallo,~ |
Topik ini sudah ada dibenak gue dari beberapa tahun yang lalu, tapi selalu malas untuk nulis didalam blog karena gue rasa ini gak bermanfaat sama sekali. Tapi akhir-akhir ini mulai menggangggu gue lagi, dan gue merasa gue butuh wadah untuk menuangkan apa yang ada di dalam benak gue. Gue ingin "didengarkan" tanpa harus bicara panjang lebar, gue tidak butuh disalahkan pun dibenarkan dengan opini-opini gue ini.
Menikah. Satu kata kerja penuh makna.
Kenapa gue bisa bilang penuh makna hiadalah karena kata menikah bisa diartikan menjadi sebuah kebahagiaan, kesedihan, standar, "menghakimi", stigma, dan kata-kata lain yang sama artinya dengan "Anggapan" (?). Mungkin bagi sebagian orang akan mengerti dengan maksud gue, dan sebagian lagi tidak mengerti dan lainnya bodo amat, lol
Gue yakin pada dasarnya menikah akan membawa kebahagiaan, keberkahan, rizki dan hal-hal baik lainnya selama dimulai dengan hal baik juga. Menikah bisa menyempurnakan agama kita yang terisi hanya separoh saja, menurut pencarian gue sih begitu (correct me if i am wrong).
Menikah bisa menjadi sebuah kesedihan bagi beberapa orang, bisa jadi karena permasalahan-permasalahan yang ada dalam rumah tangga, tingkat ke tidak cocokan yang gak bisa di cocokan, ikut campurnya orang lain dalam masalah rumah tangga, dan semua-semua masalah yang mereka gak bisa bendung untuk diselesaikan.
Gue hidup di tengah masyarakat yang didominasi kaum sudah menikah, karena gue bukan usia belasan tahun lagi. is a marriage based on the age? absolutly ENGGAK. Di usia gue SMP, pernah teman satu kelas gue menikah diusia 13 atau 14 tahun. Di masa gue SMA, beberapa teman SMP gue menikah juga diusia mereka 15 atau 16 tahun. Setamat gue SMA, persis setelah kelulusan SMA, teman gue juga ada yang menikah di usia 18 atau 19 tahun. Jaman kuliah pun begitu. Tetangga gue mneikah diusia 40 tahunan. Ada orang yang berkeinginan untuk menikah diusia tertentu.
Kemudian parameter selanjutnya, berpacaran atau tidak. Punya pacar atau enggak gak menjamin seseorang untuk menikah. Ada orang yang berpacaran lama, akhirnya tetap sendiri dan menjomblo, ada juga yang berpacaran bertahun-tahun akhirnya memilih untuk sendiri, ada yang tidak punya pacar, berkenalan dengan orang baru akhirnya menikah, ada yang tidak punya pacar, tidak pernah bertemu akhirnya menikah, dan ada yang punya pacar dan tidak punya pacar yang belum menikah- menikah sampai sekarang.lol
Next, punya rupa yang menarik atau tidak. Ada yang berwajah menarik dan menikah, ada yang berwajah pas-pasan dan menikah, ada yang berwajah menarik atau berwajah pas-pasan yang tidak menikah. Dan ada juga yang berwajah pas-pasan yang selingkuh #EHhh.. #Hahaha
Kaya dan Miskin serta Si pas-pasan. Si Kaya ada yang menikah, Si miskin ada yang menikah si pas-pasan pun ada yang menikah. Si kaya , si miskin dan si pas-pasan pun ada yang tidak menikah.
Begitu banyak parameter yang bisa diambil premis-premisnya, tapi menurut gue Marriage is about a destiny. Lantas, dengan hanya menunggu takdir, kamu akan menikah ? ENGGAK juga, takdir pun harus diimbangi dengan usaha. Kemudian, orang yang tidak menikah tidak punya usaha? EGGAK juga, karena sekeras apapun usaha seseorang, selalu pelabuhannya adalah takdir.
Kapan "menikah" bisa menjadi sebuah stigma, anggapan, dan "judging" ?
Gue rasa menikah bisa menjadi sebuah judging, it is when they don't know "the whole" we are (ketika mereka tidak mengenal kita secara utuh). Sometimes, people just know a very tiny part of our story, and act like they know the whole of us, and then they tell to anyone else about us without re-check the true of the story and make it as a drama as it possiible. Dan orang seperti itu sangat baaaaaanyak di dunia gue.
Selain ditengah orang-orang yang telah menikah, gue juga dikelilingi oleh orang-orang yang belum menikah, dengan cerita yang berbeda-beda. Ada yang berusia tidak belasan lagi tapi belum menikah, ada yang mempunyai pacar tapi tidak menikah, ada yang berparas menarik tidak menikah, and all the struggle that they have. Ada beberapa orang yang sudah sangat berupaya untuk menikah tapi masih belum ditakdirkan untuk menikah.
Menikah adalah baik dan tidak menikah belum tentu tidak baik.
Kita gak pernah tahu usaha apa saja yang telah mereka upayakan, we never know how hard their effort to find that the other half. Stop judging, just focus on ourself, karena tiap orang punya ceritanya masing-masing, biarkan mereka menjalani bagian cerita mereka tanpa harus membandingkan satu cerita dengan cerita yang lainnya. Cerita-cerita itu bakalan punya endingnya sendiri, let God to do God's job, dan cukup percaya bahwa rencana Tuhan itu indah. God is the best writter in this universe.
Didunia ini tugas kita adalah mencari pahala sebanyak mungkin. Salah satu caranya adalah dengan bersabar, contohnya bersabar dalam Pernikahan atau bersabar menunggu pernikahan, selama tidak berbuat dosa, just live your life.
Wah bahasan yang menarik mbak..
BalasHapusSaya menikah di usia 23 tahun lebih dikit. Istri saya usinya 30 tahun lebih dikit. LDRan 6 tahunan, dan berhasil juga ternyata :))
Bagi saya emang jodoh itu udah ditentukan. Mau kita cepet nikah, tapi belum takdirnya, tetap aja ga nikah-nikah (dan sebaliknya).
Bagi saya menikah cuma capek pacaran :)) dan menghilangkan ke-ego-an hati ini wkwkwkw
*kabur ke timezone*
Ya ampun mas e. Cowok umur segitu nikah tuh rasanya muda banget. Tapi tempat saya sih lw cowok kisaran segitu, lw cewek lulus SMA sampe 25, diatas itu tinggal 1 2. Ini target nikah 25 tapi kok gini2 amat tuh gimana yak mas e? 25 1 bulan lagi. πππ
Hapusorang-orang punya alasannya sendiri kenapa menikah dan kenapa belum menikah.
Hapusaku diusia 23 tahun masih nyari2 apa yang aku mau dan masih berjuang untuk mendapatkan pekerjaan. belum kepiran menikah sama sekali. hehe
Mungkin ga sih kita nikah dari orang yang kita jumpai di ruang blogger seperti ini?
BalasHapusBagus banget deh kak pembahasannya. Sempet2nya loh bikin banyak perbandingan ini itu banyak banget. Tapi lw saya belum sampe tingkat menikah. Lah gimana, orang malah ditinggal nikah mulu. Wah, mungkin ini bisa aku jadikan ide kisahku uga nih. πππ Makasih kakak bacaannya. Pertanyaan saya, kakak sekarang umur berapa? Sudah menikah kah sekarang? Ga dijawab uga gpp kak. π΄π΄π΄
pintu jodoh mah bisa dari mana aja kak, dan gak menutup kemungkinan di blogger ini menemukan "the other half" nya kita.. semangat menemukan jodoh kak.. wkwkwk
Hapusaku?
belum menikah, umur??? bukan belasan tahun lagi tapi belum 30an jugaa
^_^^_^
Pembahasan tentang menikah berat banget si. Apalagi yang baca orangnya kayak gue, jomblo menahun wkwk. Gue belum mikirin sih kapan harus menikah, gak peduli mau nikah muda atau nikah tua. Beda banget sama temen gue yang bilang tamat kuliah gue harus nikah atau ada lagi temen gue yang bilang mau nikah di umur 27 tahunan. Buat gue menikah bukan persoalan yang sesimple kalau kita udah mencapai target yang kita pengen kayak temen gue tadi. Daripada capek mikirin kapan mau nikah gue lebih prefer untuk memantaskan diri sebaik mungkin untuk pasangan gue kelak, gak peduli mau kapan waktunya. Ataupun seandainya masih ada yang ngotot buat nannya "Kamu kapan nikah?". Gue bakal jawab "Iya ntar, kalau gak Sabtu ya Minggu!". Simple. π
BalasHapusLw aku, aku jawab. Nanti sapar. Saparinge Gusti wkwk
Hapusntar kalau sudah menginjak usia tertentu, masih jomblo, udah achieve apapun yang kamu pengen, bakalan inget nikah kok.. hahaha
Hapusjomblo atau bukan, kalau udah "waktunya" bakalan nikah kok, kalau gak nikah di dunia, di akherat aja entar
Kalau bahas tentang menikah memang sangat menarik sih kak. Ada yang nikah muda, nikah di usia tertentu, dan ada juga yang memilih untuk tidak menikah, dll. Yang penting jangan lupa bahagia.
BalasHapushidup di lingkungan yang menghakimi tentang pernikahan memang ga mudah. Tapi ga sulit untuk dihadapi juga. DIbawa santai aja kalau ketemu lingkungan seperti ini. Ga usah terlalu dipikirin. Karena banyak hal yang lebih penting untuk dipikirin :D
basically aku ga mikirin, tapi kalau terus2an ada di circle itu ngebosenin juga sih, gak di jawab, di bilang gak sopan, di jawab sesuai fakta, tar di bilang kurang ajar, so, mereka berhaarp kita jawab apaan ya? jujur penasaran
HapusAku sering ditanya kawan sejawat topik ini, mungkin secara umur udah waktunya. Toh kujawab dengan santai hahahahhahah. Orang rumah sendiri malah santai
BalasHapusMungkin karena gak ada pembahasan lainnya makanya pertanyaannya ke arah pernikaha. orang-orang kita kan cenderung bertanya pada sesuatu yang gak ada yang jawabannya pasti gak ada, atau sekedar ngasih syok terapi doang
Hapuspertanyaan ini yang enggak bakal ada matinya dan bakal berlanjut ke pertanyaan selanjutnya kapan punya anak, kapan nambah anak dan lain2
BalasHapuslet it flow aja dah, soalnya sendiri atau menikah itu keputusan, tergantung bahagianya kita dimana. it depends to you
untung gak ditanya "kapan meninggal" aja sih.. wkwk
Hapuskalau sempet ada yang nanya kayak gitu, pengen di solatin tuh orang
Wahhh akhirnya kujuga bisa merasakan rasanya ditanyai "Kapan Nikah?", wkwkw dan ak jawab aja "Semua akan menikah pada akhirnya..." Sepertinya dari yang disebutkan diatas, aku tim yang ketemu orang baru langsung nikah hha :v
BalasHapusWaaaahh Waahhh.. ketemu dimana tuhhh? aku kepoooo, hhaha
HapusEmang paling bener persoalan nikah tuh nggak usah dibanding2in. Jalan seseorang buat ketemu jodohnya beda2, udah gitu yang nikah duluan belum tentu bisa langgeng seterusnya.
BalasHapusbener banget..
Hapustapi, semoga yang sudah menikah langgeng sampai kapanpun dan yang belum menikah di bukakan hidayahnya untuk menikah dan dimudahkan jodohnya,
amin, ~
Menarik nih, setiap orang memang mempunyai standar yang berbeda-beda untuk siap menikah. Saya sendiri pengennya nikah sesegera mungkin, tapi apa daya belum kesampaian :(
BalasHapuskalau semuanya elemen pernikahan sudah siap, sebaiknya di segerakan. tapi kalau belum, yaaa bersabar aja. good things will come to you when it ready to comes
HapusHi, mba Tara π
BalasHapusPertanyaan soal menikah itu memang jadi momok sepertinya, kadang suka heran sama si penanya, mereka kehabisan ide pertanyaan atau hanya kepo saja sampai bertanya demikian π
Menurut saya, menikah itu bukan masalah cepat cepatan atau dulu-duluan, jadi perlu ada timing yang kita dan Tuhan kita rasa tepat. Lagipula yang kita tau, jodoh itu sudah digariskan oleh Yang Maha Esa, kaaaan? Jadi tugas manusia hanya jalani hidup dengan baik, berusaha upgrade kualitas personal, sampai one day bertemu jodohnya π
So yes, just ignore 'em mbaaa π
Setuju Mbak, semua itu ada jalannya masing-masing kok.
BalasHapusKalo emang udah waktunya nikah, pasti bakal nikah. Tapi tetap harus ada usahanya.
Sebagian besar orang menggangap, menikah itu udah suatu kewajiban, tolok ukurnya ya udah pasti umur, mengikuti kekayaan dan rupa/fisik di belakangnya.
BalasHapusPadahal menikah bukanlah perkara mudah, ada yg bercita2 menikah muda, ternyata rejekinya dia karir dulu dan udah kepala 4 belum juga ketemu jodoh, terus maunyalahin siapa? Jodoh kan misteri Tuhan.
Yang penting kita hidup sebaik2nya aja ya mbak. Jodoh, rejeki, maut semua udah ada yg atur, tugas kita cuma berusaha aja.
Kadang orang lain yang lebih ribet dengan hidup kita ya, Kak π
BalasHapusPadahal mereka nggak tahu dibaliknya, kita udah berusaha sesusah payah apa.
Yang terpenting kita harus selalu mau untuk berusaha, mau dalam hal jodoh atau hal lainnya, selain berusaha, tetap diimbangi dengan doa dan percaya waktu-Nya yang terbaik. Semangat untuk kita, Kak wkwk
Ini bahasan yang tiada bakal ada kesudahannya. Belum nikah ditanya kapan nikah. Sudah nikah lama belum punya anak ditanya kapan punya anak. Punya anak satu ditanya kapan punya adik. Punya anak banyak dirumpiin juga. Wuaahh. Rempong. Padahal jodoh dan anak adalah semata-mata takdir dari-Nya.
BalasHapusO, ya. Soal nikah memang unik. Beneran tergantung pada keputusan-Nya. Ada yang bertekad segera nikah, ternyata gak kunjung nikah hingga usia kepala 5. Sebaliknya, ada yang berniat tak menikah malah ketemu jodoh hingga nikah di usia yang konon ideal.
Nah kan? Semisterius itu jodoh.
Setuju banget. Disekeliling saya pun banyak orang yang demikian, yg sudah dan belum menikah. Bahkan saya pun pernah jadi bagian orang yang dianggap telah menikah. Tapi begitulah. Kadang seseorang harus merasakannya sendiri baru mengerti apa yang dirasakan orang lain. Padahal tak mungkin kita merasakan semua yg orang lain rasakan. Kita bisa melihat, tapi kita tak patut menilai, apalagi berkomentar tak sedap. Cukup urus pribadi masing-masing.
BalasHapusHalo mbak Tara, salam kenal!π
BalasHapusSetujuu dengan yg mbak tulis di atas, such an interesting topic to talk aboutπ
Entah kenapa di lingkungan sosial manapun kayaknya perkara menikah itu semacam jadi "goals" yang nggak ada habisnya buat dibicarain ya. Walaupun "goals" itu sendiri sebetulnya depends, karena seperti yg mbak bahas di atas, ada banyak sekali situasi dan reason yang mendasari seseorang untuk menikah. Sayangnya karena stigma, standard sosial, stereotip, dan social construct lainnya, banyak juga orang-orang yg merasa harus menikah karena pressure dari lingkungan yg terlalu mengintervensi. Padahal akan alangkah nyamannya kalau hidup nggak saling musingi pencapaian, tujuan hidup, sampai privasi orang lain. Toh masalah takdir setiap manusia kan beda-beda ya, even jika takdir itu bisa muncul karena ada hubungan sebab-akibat antara satu dengan manusia lainnya, still menurutku untuk memperoleh sesuatu yg baik, harus diawali juga dengan niat yg baik-baikπ€§
wohoo, lingkungan mbaknya "menarik" sekali. Sejak SMP udah ketemu orang yg nikah, SMA gitu juga.
BalasHapuseh yaa, aku pun punya temen gitu, temen SMP ku udah nikah. Kalo ga salah setamat sekolah dia nikah. Skrg udah punya 2 anak. Aku mah skeng masih jomlo dan baru memulai pekerjaan hahaa
apa yang ada dibenakku selama ini terwakilkan dengan tulisan mba Tara. Aku juga berpikir kayak gini mbak,, repot kadang kalau ketemu orang yang dikit dikit nanya kapan nikah, ketemu lagi ditanya yang sama
BalasHapusterus kalau udah nikah, ditanya kapan punya momongan, karena disekitarku banyak banget ketemu sama yang model beginian
Naaahaku termasuk yg sebeeel banget Ama orang2 yg suka usil nanya2 kapan nikah. Dari dulu aku ga pernah suka orang begini, yg sayangnya masih banyak di lingkunganku.
BalasHapusBuatku, nikah itu berarti jodoh dari Tuhan sudah sampai. Kalo belum nikah2, Tuhan belum mengizinkan. Sesimpel itu aja. Dan msh orang2 usil itu slalu nanya hal yg sama.
Aku sih udh menikah. Tp bbrp temenku belum. Pernah tuh pas kami berdua DTG ke reuni SMU, waaah para usil2 lgs berondong sahabatku Ama pertanyaan itu. Dan aku sebel sendiri jadinya. Itu lagi reuni, bagusnya ya kita nostalgia ttg zaman dulu sekolah. Ngapain juga pada nanya kenapa temen blm nikah? Pake acara nge judge segala, terlalu pemilih sih, jangan pilih2, umur makin tua ntr susah lahiran loh dll. -_-
Akibatnya, sahabatku jd males tiap kali ada reuni lagi. Dan aku juga males ketemu orang2 begitu. Rasanya pengen teriakin mereka, sana nooh tanya sendiri Ama Tuhan. Kayak ga beragama aja nanya yg udh jelas2 hak prerogatif yang Maha Kuasa
sepakat banget sama opini mbak. bener2 just live your life aja. nggak usah peduliin komenan orang yang hanya sok perhatian. hahha, toh perkara jodoh sudah diatur, tepat waktu. nggak terlambat ataupun terlalu cepat
BalasHapus