Annyeong chingudeul~
Akhir-akhir ini dihidup
gue tiada hari tanpa nongkrong, sejak gue punya teman-teman yang se-tongkrongan (?), walaupun cuma bercerita receh yang gak ada gunanya ataupun sekedar
untuk ‘menonton’ handphone masing-masing. Membahagiakan.
Teman nongkrong gue
biasanya itu-itu aja karena pada dasarnya gue gak punya teman. Dalam hitungan 5
jari, jari gue gak pernah habis untuk digunakan untuk menghitung teman ‘dekat’
yang bisa dikatakan sahabat, mungkin untuk sahabat gue emang gak punya. Maukah kamu
menjadi sahabatku? *AngelEyes *ModeOn. Haha
Teman nongkrong gue
didominasi sama teman kantor yang kalau ngumpul bakalan rame. Dan gue satu-satunya orang yang 'gak rame' disana dan berfungsi sebagai best listener ever, haha. Tongkrongan itu bakalan
kebentuk oleh orang-orang yang ‘senada’, visi yang sama dengan misi yang kadang
berbeda beda, tapi pada dasarnya tujuan dari tindakan mereka sama.
Tempat nongkrong
kami selalu sama dan sesekali mengeksplore wilayah Payakumbuh dan Limapuluh
Kota untuk dijadikan tempat nongkrong baru, tapi SANGAT JARANG. Karena kondisi
kami yang bertempat tinggal tidak saling berdekatan sehingga sulit untuk
mencari lokasi-lokasi baru.
Walaupun pekerjaan kami tidak mengharuskan stay
dikantor 8 jam, 5/7, tapi ada keharusan untuk gak jauh-jauh dari kantor karena
MUNGKIN ada kondisi yang mendadak yang mengharuskan untuk segera tiba dikantor.
Salah satu tempat
tongkrongan baru yang kami jumpai di daerah Payakumbuh/ Limapuluh Kota adalah “Gudang
Kopi”. Sebuah tempat minum kopi yang mereka namai dengan Gudang Kopi. Tempat ini bukan berarti “tempat penyimpanan kopi”, tapi
gue gak tau kenapa mereka menamai tempat ini dengan Gudang Kopi.
Gudang Kopi
berada di daerah “Sibaladuang”, termasuk ke Kecamatan Luak, Kabupaten Limapuluh
Kota, Sumatera Barat. (I’ve tried to find the exactly location of this place,
tapi setelah menanyakan ke beberapa teman gue, mereka gak tau persis dimana
tempat ngopi ini berada. So, if you wanna go to this place, just ask me, gue
bakalan anterin Lo.)
Dibalik warna hijau ini ada pemandangan kota kecil Payakumbuh
Untuk mencapai lokasi
ini gak mudah, karena bukan jalan untuk kegiatan umum. Berada di daerah
perbukitan dengan jalan yang bukan aspal, mungkin bagi kamu yang tidak terlalu
mahir dalam berkendara bakalan kesusahan.
Bagi gue, jalanan menuju tempat itu
tergolong buruk dan rusak, jalannya kecil dan cukup untuk dilalui 1 buah mobil.
Dan jika papasan, bisa sih untuk jalan tapi, you must have a good “drive’ skill”.
Bagi beberapa teman gue, jalanan menuju tempat itu, well good, gak buruk-buruk
amat. Setelah berkendara sekitar 5-10 menit dari jalan “bagus” terakhir, kamu
juga harus sedikit nanjak menuju tempat ini.
Ada 2 jalan sebenarnya, 1 jalan
lagi, chingudeul gak harus jalan kaki dan bisa parkir tepat disamping cafe,
tapi jalan yang harus dilalui lebih sedikit parah. 1 jalan lagi, chingudeul
harus nanjak.
Orang-orang 'unknown' dengan tongkrongannya masing-masing
Setelah sampai ke
cafe (semoga owner-nya bilang ini cafe), chingudeul bakalan disuguhkan
sama pemandangan Kota Payakumbuh dan sebagian kecil Kabupaten Limapuluh Kota
yang sangat memanjakan mata. Kota kecil yang masih hijau dan dipenuhi dengan
bangunan rumah yang sewajarnya daerah pedesaan serta perbukitan yang asri,
suasana cafe yang outdoor dengan cuaca yang sejuk. Beautiful.
Back to cafe, di cafe
ini sendiri mengusung tema outdoor dengan tidak memiliki banyak menu minuman
dan makanan. Untuk minuman sendiri, mereka hanya menyediakan minuman panas yang
terdiri dari kopi dan coklat saja.
Untuk makanan, mereka hanya menyediakan Pop
Mie dan aneka gorengan yang hanya kamu dapatkan kalau beruntung. LOL.
Cuaca sejuk,
dingin, perut keroncongan, capek nanjak, Orang tercinta dan Pop Mie adalah
perpaduan rasa dan suasana yang sangat cocok. Setuju? (Orang tercinta?, iyain aja please, hahaha).
Gue
Coklat panas yang udah mulai dingin karena cuaca yang dingin serta hati peminumnya yang selalu dingin
2 kali ke tempat ini
gue selalu pesan Coklat panas, teman gue bilang coklat panas disini the best. Menu
lainnya seperti kopi latte, espresso, dan teman-teman kopi lainnya.
Gue gak terlalu
paham perkopian walaupun gue pernah kuliah “perkopian” beberapa semester. Dan gue
anak baru ditongkrongan perkopian yang juga jarang pesen kopi karena takut asam
lambung yang meningkat. #CurhatTerus
Mendung 😍😍
Gue suka mendung,
karena bagi gue mendung adalah salah satu momen yang sulit lo tebak. Bisa hujan,
bisa cerah, tapi apapun kondisinya gue juga suka, gue penikmat hujan yang
tenang dan gue juga penikmat hari-hari yang cerah. Sama halnya gue, gue sulit
ditebak, tapi gue harap, apapun kondisi gue setelah mendung, kamu bakalan
terima. Kamu? Iya kamu!?! *Dodit #ModeOn.
Cafe ini didominasi
sama kaum-kaum muda dan ibu sosialita, anak kantoran juga ada, bapak-bapak juga
ada, tante-tante juga ada, pasangan muda, pasangan ibu-bapak, bukan pasangan
juga ada. Pasangan orang ada gak ya?
Terakhir kali gue ke
cafe ini, kami pulang persis sebelum magrib, sebelum gelap. Dan suhu disana
udah mulai dingin.
Kalau chingudeul pengen berkunjung disore hari atau malam,
sebaiknya menggunakan pakaian yang sedikit tebal untuk melindungi tubuh kamu,
apalagi kalau kamu datang sendiri tanpa pasangan, bakalan tambah dingin.LOL.
Keinginan gue adalah datang ke tempat ini lagi sampai malam hari, karena cantik
sekali, lebih cantik dibandingin siangnya karena pada malam hari, chingudeul
akan dimanjakan dengan pemandangan lampu rumah warga.
Foto teman-teman sosial
media gue, punya the best pemandangan malam di tempat ini. Satu hal lagi yang
gue suka, malam, dingin, gelap, lampu secukupnya dan Kamu. Hahaha..
(pokoknyakamu)
🤗🤗🤗🤗🤗🤗
BalasHapus